Surga Tersembunyi, Pantai Pok Tunggal

Dimulai dengan KA Pasundan dari Surabaya Gubeng pukul 06.00 WIB, jika ingin irit kalian bisa mencoba kereta ini hanya Rp. 35.000 tujuan Kiaracondong Bandung tapi kita bisa berhenti sampai lempuyangan, ber 3 dengan jogad joged gak jelas sebelahku sudah hampir 6 tahun di jawa tapi tidak pernah ke Jogja Kasian  (tongue) , sampai jogja tepat pukul 12.30 di Stasiun Lempuyangan kami menunggu jemputan dan satunya jemputan motor rentalan yang hanya 50.000 per-24 jam, bagi kalian yang mau wisata disana yang lagi traveling saya sarankan untuk menyewa motor daripada naik sana sini toh habisnya sama, dan jangan takut kesasar karena ada peta jogja dan hape canggihmu yang siap menemani bukan (gym) , lanjut ke TKP  (scenic)

ada yang galau, ada yang cerah ceria

ada yang galau, ada yang cerah ceria

kami melanjutkan perjalanan kami makan siang dan mempersiapkan segala kebutuhan untuk camping di pantai Pok Tunggal, lanjut packing dan mandi, ready to go pukul 15.30 motor kita melaju di jalan Yogyakarta ke arah Gunung Kidul, tanpa terasa menjelang maghrib suasana jalanan sangat sepi, tak bisa dipungkuri saya takut kenapa napa karena kanan kiri adalah hutan jati  (lonely) , motor masih melaju membawa kami ke digelap dan dinginnya malam saat itu, ada rasa hopeless sih, tapi amat sangat nanggung jika nyerah, kulihat wajah elis pucat, si fajrin hanya ngakak melihat pemandangan wajah elis yang sepertinya habis nangis ketakutan  (hassle) . tepat pukul 05.30 kita nyasar hampir 2 km dari lokasi, putar balik lagi, setelah itu kita memutuskan untuk belok kiri karena ke arah pantai siung, dan ternyata kita nyasar lagi (doh) apes sangat dan saya hanya berharap dalam hati semoga pantainya tidak mengecewakan. setelah mencoba putar balik 2 orang teman yang menyusul kita ber-4 sampai di TKP dimana kita kelelahan karena nyasar 2x, masih mencari pantai Pok Tunggal yang bikin penasaran dan ke 6 roda kita melaju menuju kesana, dan ternyata tak terlalu jauh tetapi jalan masuk banyak yang rusak, dan malam pula, meleset dikit, Jurang ! (jeng jeng). Sampailah kita dilokasi pukul 19.00, langsung pasang tenda dan mengeluarkan logistik. kita memilih tempat agak naik dari bibir pantai karena untuk menyalakan api unggun.

Bakar – bakar jagung men …

dan ternyata memang tak sia-sia badan berasa kotak-kotak di atas motor dan disuguhi suara pantai yang menenagkan, tebing yang indah, dan inget masih sangat ASRI  (bigeyes) . akhirnya jadilah kita bikin api unggung ala kadarnya dengan jagung bakar dan teh hangat bersama malam mimggu dan dinginnya pantai Pok Tunggal sok sweet banget.  sayangnya kita tidak membawa gitar buat genjrang genjreng, tak kehilangan akal hape kita nyalakan dan nyanyi dengan fals nya seoalh olah pantai kita gitu  (haha) . karena kelelahan nyanyi dan perjalanan elis mendahului kita untuk tidur duluan, dan omnono pun terkapar karena pusing, tengah malam saya mendengar diluar hujan, dan dinginnya mulai berasa, kita membawa 2 tenda, yang biru untuk kaum hawa, dan yang merah untuk kaum adam. Pagipun datang pukul 5, saya terbagun dan lainnya juga, lanjut turun ke pantai.

Sayangnya lagi mendung :(

Indahnya

Indahnya

Narsis Dulu

Narsis Dulu :p

semua milih berjemur, yang ini milih “dikubur”

Capek main-main kita kelaperan dan karena persediaan makanan menipis, ujung2nya cari warung juga (ninja) . tepat pukul 09.00 WIB kita bongkar tenda dan kemas barang tanpa sisa dan cheers  :D

meninggalkan tempat persinggahan

ehem

Jika ke Pos Tunggal tidak afdol jika belum foto di pohon satu ini

awesome

Jika ada istilah berakit-rakit ke hulu, berenang ketepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian, kamu akan merasakan jika perjalanan ke Pok Tunggal, walaupun dengan penuh perjuangan tapi setelah itu kalian akan disuguhi Pantai Indah, benar-benar surga yang tersembunyi  (applause)

Salam Mbolang – Alfi –

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *