Eloknya Gunung Bromo
Jika ditanya tahun baruan mau kemana? saya selalu menjawab “di rumah donk” (funkydance) karena alangkah malasnya jika keluar rumah yang ada hanya hujan dan macet dimana-mana dan itu selalu :D , mengakhiri 2012 saya mempunyai beberapa agenda vacation yang akan saya habiskan bersama travelmate saya, tujuan pertama dan kedua adalah afrika van java dan akhirnya saya memutuskan untuk pergi ke bromo, selain lebih dekat dan transportasinya pun lebih mudah dijangkau, bersama adik saya dan ali mashuri kami berangkat menuju terminal bungurasih/purabaya dari surabaya, berbekal beberapa logistik dan pakaian hangat dan tak lupa persiapan membawa sleeping bag biar bisa nyenyak tidurnya, kami berangkat dan alangkah kagetnya ketika para penumpang bus membludak, pesimis awalnya tapi planningnya tinggal berangkat, hampir 1 jam kami menunggu bus arah ke jember atau banyuwangi akhirnya kami menumpangi bus ladju AC dengan harga 23.000, cukup murah karena bus ekonomi pun juga 15.000, akhirnya kami memilih yang cepat dan nyaman, karena penumpangnya banyak sekali akhirnya tempat duduk kamipun terpisah (lonely) . pukul 08.30 bus melaju dari terminal bungurasih menuju terminal probolinggo, 2,5 jam kami sampai disana, jika berjalan normal mungkin hanya 2 jam menuju probolinggo karena saat itu macet dari arah porong ke malang, kemudian kita istirahat sejenak sampai melanjutkan lagi ke arah bromo dengan elf kapasitas 17 orang tp karena saat itu sepertinya yang menumpang orangnya besar2 mungkin terisi hanya 15 orang dan itupun cukup menyiksa saya karena harus duduk menghadap yang berlawanan arus dan bersandar dekat mesin, paaannaasss (tears) , 1,5 jam akhirnya kita semua sampai di desa ngadisari, kenek elf menawari kami homestay dengan harga 450.000 untuk 5 orang, karena saat itu yang tersisa hanya 5 orang, kita bertiga, dan 2 orang dari Jakarta, kami mengambil harga itu karena mengingat saat itu lagi liburan panjang dan banyak homestay yang sudah penuh, Pak Adit membawa kita satu persatu ke homestay tersebut, dengan 1 rumah 3 kamar, 2 kamar sangat imut dan 1 bed besar mengisi ruang tamu, awalnya kita mau nge-camp tapi karena cuaca kurang mendukung kami memutuskan untuk tinggal di penginapan. kami ber-5 mengurus administrasi dan saling berkenalan satu sama lain, Anton masih kelas 3 SMA dan Aziz semester akhir UNJ dan katanya lagi refreshing karena skripsinya :p .
Kabut siang itu menambah dinginnya Bromo di sore hari, kami bertiga memutuskan untuk berjalan-jalan, anton dan aziz memilih istirahat di homestay, meskipun gerimis kamipun nekat karena sudah bela-belain masa cuma diem di homestay, kami menuju arah dimana gunung bromo masih berselimut kabut. Bromo mempunyai ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut itu berada dalam empat wilayah, yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan,Lumajang, dan Kabupaten Malang. Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi.
setelah berjalan kira-kia 200 meter akhirnya kami menemukannya, tak seberapa terang karena cuaca juga, bromo yang selalu didampingi gunung batok selalu menmpakkna keindahannya (bigeyes)
kami kesana saat hawa bromo tidak seberapa dingin, di sekitar bulan juli – agustus hawa bromo bisa mencapai 5 derajat celcius, gak kebayang deh dinginyya (thinking) . hampir maghrib kami kembali ke homestay dan ngobrol dengan anton dan aziz, mulai tentang budaya dan kota masing-masing, menanyakan setelah ini mereka mereka mau kemana merekapun bingung, hehehe.. sampai pukul 8 malam hawa makin dingin dan mulai mengantuk, satu persatu pergi ke tempat tidur masing-masing, sebelumnya kami sudah memutuskan booking ojek ke penanjakan – kawah – kembali ke homestay dengan harga 80.000 per-orang (doh) cukup mahal dari harga biasanya cuma 30.000 – 50.000 karena mengingat ini lagi musim liburan (headspin) . pagi buta kami sudah dibisingkan suara motor dan jeep yang lalu lalang menuju pendakian, rombongan pak adit yang akan membawa kita pun sudah siap, pakaian kami pun sudah siap untuk menerobos dingin yang menusuk tulang, tepat puku 04.00 wib kami berangkat menuju penanjakan, sekitar 8 km dari tempat penginapan kami, dan harus berjalan lagi menuju penanjakan sekitar 2 kilo, karena jalannya cukup menanjak saya pun yang sudah lama tidak olahraga mulai terasa sesak apalagi si anton dan aziz yang dibuat kualahan melawan curamnya tanjakan dan dinginnya bromo, tujuan kami mengejar sunrisepun gagal karena awal tebal menyembunyikan matahari yang diselimutinya, tapi terbayarkan pula dengan pemandangan yang menakjubkan.
Setelah puas mengambil gambar di penanjakan sunrise, bapak2 ojek mengantarkan kami ke kawah bromo, melewati luasnya padang pasir, takjub dengan pemandangan sekitar, dan melihat pura yang ada di depan gunung batok.
Menuju kawasan kawah kami harus melewati gunung pasir bromo, jika malas bisa naik kuda seharga 30.000 sampai tangga menuju kawah, karena saat itu padat sekali akhirnya akses menuju kesana padat merayap (gym)
Pukul 07.00 wib kami memutuskan turun sebelum hawanya makin panas, dan tepat pukul 08.00 titis kembali ke surabaya dan saya kembali ke homestay bersama yang lain.
sesampai di homestay kami memasaka dan menikamti hidangan terakhir bersama sebelum kembali ke kota masing-masing dengan kesibukan masing-masing juga. pukul 10.30 kami meninggalkan homestay karena kami ingin menghabiskan tahun baru di rumah dan kamipun saling berpamitan. sampai jumpa di mbolang berikutnya kawan (bye)
wuiihh
Bromo men…
Jalan-jalan Men..
Oyi Om, jalan-jalan men… ayo mbolang ke bromo om
kok ambigu yah.. :P
wwahhh itu mungkin nulisnya pas lagi khilaf bang (haha)