Tour Guide #Part 2

Dimulai dari pagi yang amat sangat melelahkan bin jengkel karena wajahku tak kunjung di “benerin”  (lonely) . pukul 05.30 dapat sms dari Direktur mendapat tugas untuk menemani tamu dari Noerwegia, alhasil pikiran langsung menuju jalan-jalan muter kotaku tercintah. 2 jam kemuadia saat berkaca dan astaga ni wajah tambah parah, segera cabut ke dokter kulit di RS terdekat, ketika duduk, banyak Dokter Muda nggegosip ngalor ngidul, dalam hati, woi pasien antri niihhh  (idiot) baru jam 10 bisa cabut dan secepat kilat motor bututku bisa di ajak berkompromi, yups, 10.30. kurang 30 menit lagi harus dandan rapi untuk ketemu Bu Nelly di Hotel Paragon Surabaya, di temani mbak Peny partner jalan-jalan juga  (evil_grin) Bu Nelly menuju lobby hotel dengan 2 koper yang besar-besar bookk…. karena waktu menunjukkan pukul 11.00 akhirnya kita memutuskan untuk ke masjid Al-Akbar Surabaya, dan herannya Bu Nelly tertarik dengan aktivitas Umat Islam dimanapun, dalam perjalanan kami ngobrol banyak hal tentang apapun, tepat pukul 13.00 WIB kami mengajak beliau untuk singgah Lunch di SUTOS, Surabaya Town Square, tepatnya di RM D’kampoeng yang homey bgt bagi warga Indonesia, setting suasana nya pas banget, saya tahu Rumah Makan tersebut pas datang di acara Dua Ransel  B-) karena Bu Nelly rindu akan Soto akhirnya beliau memesan semangkut Soto, Wanita separuh baya tersebut sudah lancar berbahasa Indonesia jadi saya dan Mbak Peni tak wajib CasCisCus  (devil) Karena Beliau pernah tinggal di Indonesia tepatnya Di Yogyakarta selama 6 tahun  (applause), waahh. Sore hari kami mampir ke Sunan Ampel, saya juga masih heran, baru kali ini saya menemui bule yang tertarik dengan tempat wisata religi, saya sangat terharu ketika beliau bercerita banyak tentang perkembangan Islam, walaupun Beliau beragama Protestan tapi simpatinya terhadap kaum Islam sangatlah diperhatikan, apalagi ketika Beliau bercerita tentang orang-orang yang di dalam penjara America kebanyakan masuk Islam akhirnya Bu Nelly sempat melirik semacam peci yang sudah lama dia cari karena di America tidak ada yang menjual warna hitam, mengingat Bu Nelly tinggal dengan suami dan anaknya disana, mampirlah kami di toko untuk membeli peci tersebut, entah itu kopyah atau peci ya..  Setengah jam kemudian kami memasuki kawasan Makan Sunan Ampel, saya kagum kepada beliau, bahkan beliau bisa sediki berbahasa Arab dengan pedagang kopyah tersebut. Sambil berbincang-bincang kami tahu akan menjadi pusat perhatian banyak orang karena kedatangan kami dengan seorang Bule yang jarang-jarang atau bahkan belum pernah mampir berziarah  (hassle)

Menyimak banyak orang membaca kami sibuk melihat sekitar sampai seorang bapak-bapak datang menghampiri kita dengan bahasa inggris ala kadarnya, bilang 9 kali jadinya 9x, buka 9 time  (lmao) lanjut keperjalanan terakhir yaitu ke tempatnya para Wisatawan Asing yaitu Mirota, saya hanya membantu Bu Nelly memilihkan baju untuk Bu Masulah sebagai ucapan terimakasih sudah mengirim “2 malaikat cantik” untuk menemani beliau, hehehe.. sesampai di hotel untuk mengantar Bu Nelly menaruh semua koper-kopermya kami berpamitan dan beliau memberi kenang-kenangan berupa aroma terapi, saya melihat betul betapa matanya berkaca-kaca saat kami berpamitan, semoga saat saya ke Jogja atau bahkan di America  Nanti bisa bertemu Bu Nelly lagi, See U later kata beliau  (highfive)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *